Selasa, 27 November 2012

Minangkabau Tempo Doeloe #1 - Padang



Jika kita menyebut nama Minangkabau, orang akan terlintas dibenaknya dengan yang namanya 3R yaitu: Rendang, Rumah Gadang dan Rumah Makan. Ada juga yang namanya Rancak Bana yang menyebutkan kepada suatu keindahan. Ranah (tanah..R lagi) Minang memang Rancak Bana. Saat ini atau tempo dulu masih tetap indah dan asri. Belum ada polusi. PADANG sejak dulunya sudah menjadi kota bisnis dan kota wisata di Hindia Belanda. Di zaman kolonial Padang adalah kota termaju di pantai barat Sumatra. Menjelang pergantian abad ke-19 dan abad ke-20, kota Padang boleh dibilang relatif telah memenuhi kriteria kota modern. Pada masa itu di kota ini sudah ada perusahaan asuransi, hotel, klub eksekutif dan bisnis, bioskop, grup musik, dan surat kabar. Kapal-kapal dari dan ke Eropa selalu singgah di pelabuhan Emmahaven (sekarang: Teluk Bayur) yang dibangun Belanda pada tahun 1888. Penduduk Padang pada waktu itu sudah terdiri dari berbagai suku bangsa: pribumi, Eropa, dan bangsa-bangsa Asia lainnya.




Sekarang ayo kita melihat-lihat, menghayal bagaimana negeri Minangkabau itu tempo doeloe? Bongkar-bongkar sejarah terasa nikmat sekali. Penuh dengan decak kagum mengingat begitu jadulnya masa tempo doeloe itu. Tulisan kali ini saya tampilkan foto2 jadul untuk kota Padang dulu. Part 1.


Padang sekitar tahun 1795


Kantor Gubernur

 Kantor Gubernur Sumatera Barat


 Rumah Gubernur 1880

 Rumah Gubernur 1883-1889


 Rumah Gubernur Sumatera Barat 1910


Belantoeng Area


 Belantoeng Padang tahun 1890


 SMA1 – Padang (kini). Eerste lagere school – Belantoeng 1906-1920 didirikan tahun 1917

Bangunan ini pada mulanya merupakan sekolah Eropeesche Lagere School (ELS), yaitu sekolah yang khusus untuk anak-anak pejabat Belanda dan anak-anak pribumi yang kaya. Bangunan ini terletak di jalan Sudirman no 1, Padang Barat. Bangunan yang mempunyai luas 1128 m2 ini pada masa sekarang berfungsi menjadi SMAN Padang. Bangunan ini terdiri dari tiga bangunan yaitu bangunan yang menjadi bangunan kantor yang terletak di bagian depan bangunan, sedangkan dua bangunan lainnya yang berfungsi sebagai tempat untuk ruang kelas berada di sisi kiri dan kanan dari bangunan kantor.


Anak2 meluncur di Zwembat Belantoeng 20-08-1933

 Bermain rakit2an di Zwembat Belantoeng 20-08-1933 (Familiealbum Albertine Boers)


Mesjid Raya Gantiang 

 

Mesjid Raya Gantiang berdiri pada tahun 1815 tetapi Berdasarkan SK Walikota, masjid ini berdiri pada tahun 1775

 Mesjid Gantiang 1910

Mesjid Raya Gantiang Padang # 1900-1923

 Mesjid Gantiang 1948

 Mesjid Gantiang 1970


Kantor Balaikota


  Diarsiteki oleh Thomas Karsten, selesai tahun 1936 dengan biaya F.120.000

 Balai kota Padang tempo dulu 1948

Balaikota Saisuak

Balaikota Lah Agak Rami



Kampong Djawa


 Kampung Djawa 1900-1940
Menurut sejarah pasar ini merupakan pasar yang didirikan oleh seorang kapiten Cina yang bernama Lie Saay

 Kampong Djawaweg = Jln. Pasar Baru

Tugu Jam Simpang Kampong Djawa 1910

 Simpang Kampoeng Djawa - Clock Tower 1920-1950

 Kampong Djawa




Bentengweg 1890 = Jln. Bagindo Aziz Chan /Hotel Padang

 Jalan Bagindo Aziz chan - Bentengweg 1920 

Societeitweg =  Jln. Bagindo Aziz Chan/Gedung Bagindo Aziz Chan
Hospitalweg = Jln. Terandam 1890


Hotel Sumatera & Hotel Oranje Padang

Hotel Sumatra di Padang 1867

Hotel Sumatra, hotel yang pertama didirikan di Padang. Lokasi Hotel Sumatra kira-kira dekat Penjara di Berok sekarang. Bangunannya terlihat sangat kuno terbuat dari kayu dan beratap rumbia. Taxi hotel waktu itu baru ada kereta kuda seperti yang sedang diparkir di halaman hotel ini.
Boleh dibilang bahwa Hotel Sumatra adalah pionir dunia perhotelan di Padang. Pada dekade-dekade berikutnya muncul hotel-hotel lain, seperti Hotel Atjeh, Hotel Oranje dan Hotel Kong Bie Hiang. Mungkin beberapa bangunan hotel tua yang masih tersisa di Padang dapat dilestarikan sebagai aset wisata sejarah kota ini, yang rupanya pernah jaya di masa lalu.

Hotel Sumatra di Padang 1870


Jalan sepanjang Hotel Aceh dan Oranje di Padang 1901


Hotel Oranje 1890

Hotel Oranje (Hotel Muara) di Padang 1900-1940


Hotel Oranje1928

Hotel Oranje 1930

 

Hotel Oranje

 

Kitchen room di Hotel Oranje 1935

 

Paviljoen Hotel Oranje 1905

 

Hotel Oranje

 

Hotel Oranje

 

Hotel Oranje – Ruang Baca

 

 

Kantor Pemerintahan

 Kantoor Post 1910


Kantoor Post 1920

 

 Kantoor Telekom Tahun 1910

 

 Kantoor Telpon Padang 1920

 

Stasiun Pulau Aie 1905-1920

Bangunan ini didirikan pada tahun 1900 dan terletak di jalan Pulau Air, kelurahan Palinggam, Kecamatan Padang Selatan. Bangunan yang mempunyai luas 27,50 x 12 m2 ini memiliki pintu masuk yang berada di tengah bangunan sehingga seolah-olah membagi bangunan menjadi dua bagian. Bagian atas bangunan ditutupi dengan atap seng, sedangkan jendela yang terdapat pada bangunan ini hampir keseluruhan berbentuk persegi. Dilihat dari kesejarahannya diketahui bahwa bangunan ini dahulunya berfungsi sebagai Stasiun Kereta Api yang menghubungkan antara Padang sebagai pusat kota dengan Pulau Air yang merupakan daerah yang dekat dengan kawasan Muaro (Batang Arau) pantai kota Padang. Sedangkan pada masa sekarang bangunan ini sudah tidak berfungsi sebagai stasiun kereta api lagi, tetapi berfungsi sebagai tempat tinggal dengan kondisi yang sangat tidak terawat. Padahal Stasiun ini mempunyai Nilai Sejarah kota Padang.

Stasiun Kereta Api Pulau Aie 1915


Stasiun Kereta Api Pulau Aie 1935



The Straat te Padang

Hiligooweg dan Pasar Ambacang/Hotel Ambacang 1910

 

Goeroen Retjik = Jln. Bundo Kandung/Bumi Minang Hotel

 


Jalan Alang Lawas. Terlihat Pagar Central Hotel Padang. Sekarang Kodim/Mesjid Nurul Iman – 1927

Persimpangan Alanglawas - Taman Imam Bonjol 1930

 Plein van Rome Padang, Taman Imam Bonjol  1930.

Plein Van Rome yang terletak di tengah kota tepatnya terletak di sudut perpotongan antara jalan Alang Lawas dengan jalan Societeits (societeitsweg) adalh taman kota yang paling besar selain Michiels Plein yang terletak berdekatan dengan kantor pengadilan tinggi dan sebuah taman yang terletak di pinggir pantai

Alang Lawasweg

Oloweg 1930

RS Tentara Padang 1890


 Pasar Moedik sebelum bernama Pasa Gadang dan kemudian berganti nama dengan 
Jalan Batipuah sampai Sekarang 1930

Pasar Gadang dengan Mesjid dikiri jalan. 1895


Ampang2 Kereta Api Pasar Gadang 1935




Kampung Seberang Padang 1890

Para perantau yang pertama kali datang ke daerah Padang menetap di daerah pinggiran selatan atau sebelah kiri Batang Arau yang sekarang dikenal dengan nama Seberang Padang. Pemukiman tersebut menurut sejarahnya bernama “Kampuang Batuang” yang menurut catatan Belanda pada awalnya dihuni oleh para nelayan, pembuat garam, dan para peniaga yang datang dari daerah pedalaman Minangkabau



Gedung Pengadilan Jln. Diponegoro – 1910

Wilhelminastraat  Jln. Diponegoro- Kantor Dewan Kehakiman dan Michielsmomument 1890


de Javasche Bank

 
 De Javasche Bank dan Kantor Pemerintah di Padang Sumatera 1895

De Javasche Bank membuka kantor cabangnya di kawasan bisnis Muara Padang tahun 1864. Itulah kantor cabangnya pertama di luar pulau Jawa.


De Javasche Bank di Padang 1900

Gedung De Javasche Bank yang pertama di Padang terletak di Nipa[h]laan. Semula bangunan itu adalah gudang militer Belanda sebelum resmi digunakan oleh De Javasche Bank mulai 29 Agustus 1864. Direkturnya yang pertama bernama A.W. Verkouteren.

 Foto bersama pegawai kantor De Javasche Bank di Padang 1915

de Javasche Bank - Padang 1931
Sekarang jadi Bank Indonesia, didepan Jembatan Siti Nurbaya

Tanggal 31 Maret 1921 De Javasche Bank memulai melakukan pembangunan gedung baru, arsiteknya: Hulswitt-Fermont-Cuypers Architechten & Engineeren Beureau. Gedung baru itu mulai dipakai tahun 1925, terletak diujung jalan Nipahlaan dekat salah satu kaki Jembatan Siti Nurbaya. Setelah Indonesia merdeka, pada 1 Juli 1953 fungsi dan operasi De Javasche Bank diambil alih oleh Bank Indonesia dan sampai sekarang masih berdiri kokoh dan tetap dimiliki oleh Bank Indonesia

Kampong Tionghoa (Chinese Camp). Dimulai dari sudut Apotik Kinol sampai dengan Klenteng.
Saat itu transportasi umum adalah Bendi dan Pedati. No Taxi or Angkot.

Nieuwe Kampementsweg = Jln. Singamangaraja/SD Kartika

Rumah Sakit Militer 1948

Pembangkit listrik Sungai di Kampong Durian Padang 1935

Bangunan ini didirikan pada tahun 1900 berfungsi sebagai gedung PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Tetapi pada masa sekarang sudah berubah fungsi menjadi gudang tempat peralatan listrik dan hall olahraga. Lokasi bangunan ini terletak di jalan Koto Baru, Kelurahan Koto Baru, Kecamatan Lubuk Begalung. Bangunan yang mempunyai luas 30 x 47,25 m2 ini merupakan bangunan yang terdiri dari dua unit bangunan yang saling menyatu anatara yang satu dengan yang lainnya. Kedua unit bangunan tersebut terdiri dari dua lantai dengan atap seng. Dinding-dindingnya berupa dinding bata berlepa. Pada bagian samping kanan dan kiri terdapat dinding segitiga yang menutup bidang segitiga yang dibentuk oleh bagian atap. Dinding segitiga ini dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan keanggunan bagi tampilan dari samping kanan dan kiri bangunan ini. Jendela di bagian depan, baik pada lantai atas maupun lantai bawah berbentuk persegi. Sedangkan jendela di bagian belakang pada dinding luar lantai atas berbentuk lengkung pada sisi atas. Pada bagian belakang bangunan ini terdapat bangunan menara yang menyangga bak penampung air.


HIS Adabiah 1915
Leerlingen en onderwijzend personeel van de particuliere Hollands-Inlandse School Abadiah te Padang, opgericht door de Sarekat Oesaha, op de openingsdag

Adabiah 1916
Sekolah Swasta Belanda-Indian School: Adabiah
Foto bersama dengan MJ de Haan-de Cock Buning dan putrinya Anna Pauline 1916

 Kelas 1- Adabiahschool Padang, foto bersama dengann
MJ de Haan-de Cock Buning dan putrinya Anna Pauline 1916

SD. St. Agnes 1900


Kapel di Jalan Gereja. Dissebelahnya SD. Agnes
 
Gedung yang berfungsi sebagai tempat peribadatan ini didirikan pada tahun 1903 . Bangunan ini terletak di jalan Gereja no.32, kelurahan Belakang Tangsi, kecamatan Padang Barat serta mempunyai luas 27,5x13,8 m2. Bangunan yang memperlihatkan gaya arsitektur Art Deco Geometrik ini merupakan salah satu bangunan yang berada di dalam satu kompleks, bangunan lain yang berada di dalam kompleks ini yaitu bangunan tempat penginapan para suster. Oleh karena itu gereja ini dikatakan sebagai tempat peribadatan para suster. Bangunan yang terkesan anggun ini banyak didominasi oleh hiasan arsitektural dengan bentuk lengkung-lengkung yang menjulang tinggi ke atas yang terdapat pada bagian bangunannya. Lengkung-lengkung tersebut banyak Perkembangan kota..
terdapat pada pintu masuk gereja, jendela gereja serta pintu semu yang terdapat pada bagian samping bangunan. Pada bagian muka gereja atau tepat di depan pintu masuk terdapat penampil yang diatasnya didirikan sebuah bangunan yang menyerupai miniatur bangunan gereja yang menyatu dengan bangunan gereja dengan menempel di bagian atas dari pintu masuk bangunan. Bangunan yang menyerupai miniatur bangunan ini berfungsi sebagai pintu gerbang menuju pintu masuk utama bangunan.


Prinsstraat = Jln. Gereja

Chapel Gereja Prinsstraat


Toko A.H. Tuinenburg 1899

Salah satu toserba terkenal di Padang pada awal abad ke-20. Menurut keterangan dalam berbagai iklan dari toko ini yang dimuat dalam koran-koran yang terbit di Padang seperti Sinar Sumatra, Warta Berita, dll., toko ini terletak di Tanah Lapang Alang Lawas (di bilangan Alang Laweh sekarang). Pemilik toko ini bernama J. Boon Jr. Di depan toko ini kelihatan deretan sepeda di bawah sebuah palang besi bertuliskan FONGERS RIJWIELEN yang artinya sepeda Fongers, satu merek sepeda yang cukup terkenal pada waktu itu.


Penjara Muaro Padang

Nieuwe Subsistentenkader Padang 1910

Jl. M Yamin Padang 1970.

gadis kamek yang sedang berjalan kaki dan menjinjing tas belanjaan. Mungkin ia hendak manuka ke Pasar Mambo. Ia berjalan di trotoar yang tidak begitu tinggi dari jalan dan kelihatannya cukup rapi dan tidak berlubang-lubang seperti yang banyak ditemukan di Padang sekarang. Kalau gadis ini panjang umur, mungkin sekarang dia sudah menjadi nenek dari beberapa orang cucu.



Pantai Padang

Pantai Padang 1890 – Beginilah Pantai Padang dulunya

 


Pantai Padang 1895 – Pasir masih menjorok ke laut - Belum Abrasi

 

Taman Indah di Pantai Padang 1898

 

Pantai Padang pada tahun 1906 yang sekarang menjadi tempat Wisata yang cukup ramai


Pantai Padang di Dam 1910

 

Strandweg = Jl. Samudra tahun 1890

Strandweg = Jln. Samudera


Kawasan Muaro Padang
(Lihat Minangkabau Tempoe Doeloe #2 - Pondok)

Toserba di Padang 1910 - Warenhuis te Padang, ter Sumatra's Westkust


Sebuah mobil dari kantor emplacement Limau Manis 1927

Jembatan Seberang Padang menuju Emmaheven

 

 

Boekit Poeteos  Emmaheven 1935

 

Stasiun Kereta Api Emmaheven 1910
(Lihat Minangkabau Tempo Doeloe #3 - Emmaheven)



 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cuci Mata, lihat-lihat......

 

Nama Jalan Kota Padang Tempo Doeloe

 

 

 

 

 

 

 

 


7 komentar:

  1. sayang sekali.....sekarang kebanyakan seakan hilang tak berbekas

    BalasHapus
  2. Om rancak bana Informasinya, kini ambo tahu baa kampuang kito dahulunyo, tapi ambo mohon copas sebagian foto2, supayo sanak2 ambo yang bisa lo maliek Mokasih Om

    BalasHapus
  3. kok mancaliak foto-foto lamo ko rasonyo awak ado disinan pado maso lalu
    dari ma dapek foto-foto mode iko da?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasonyo awak ado disinan yo sanak. Foto iko hasil ambo hunting sadalam-dalamnyo di tropenmuseum dan kitlv. sayangnyo foto2 berharga iko ndak banyak adonyo di indonesia. itulah hebatnya kaduo tampek manyimpan dokumen dunia.

      Hapus

-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...