Lensa Fix yang paling populer dari dulu adalah lensa 50
mm. Kenapa? karena fokal 50 mm punya sudut gambar dan perspektif yang normal,
persis seperti mata manusia memandang. Oleh karena itu Lensa Fix 50 mm begitu
mudah dijumpai dipasaran baik merk Canon, Nikon, Pentax maupun Sony.
Seiring dengan
masuknya era DSLR dengan sensor APS-C, yang memiliki crop factor 1,5x maka fokal
efektif Lensa Fix 50 mm menjadi setara dengan 75mm sehingga sudah tergolong
agak telefoto. Maka itu produsen DSLR kini membuat Lensa Fix 30 mm (Canon) atau
35 mm (Nikon) khusus untuk sensor APS-C, sehingga akan memberikan fokal efektif
50 mm bila dikali 1,5.
Nah, pertanyaannya apakah lensa 50 mm jadi tidak relevan untuk dipilih oleh pemilik DSLR
APS-C?
Dipasaran saat ini anda bisa memilih 2 Lensa Fix normal yang
panjang fokalnya & tidak banyak berbeda, yaitu 35 mm dan 50 mm. Keduanya mempunyai:
bukaaan besar, ketajaman prima, bokeh yang baik dan harga yang murah (untuk
versi f/1.8).
Lalu
mana yang lebih baik untuk dipilih?
Pilihan dimulai
dari melihat kamera yang dipakai, diasumsikan memakai DSLR dengan sensor APS-C
dengan adanya crop factor.
Jawabannya: bila anda memang
menghendaki fotografi 50 mm, ambillah lensa 35 mm (atau 30 mm untuk Canon).
Fokal 35 mm sebenarnya masih tergolong wideangle, namun akan setara dengan 50
mm bila dipasang di DSLR APS-C. Dengan lensa ini, kita masih mendapat bidang
gambar yang masih cukup lebar tanpa ada distorsi yang berarti. Artinya lensa
ini lebih fleksibel untuk dipakai di ruang sempit atau jalan-jalan. Kekurangan
lensa ini adalah karena fokalnya yang cuma 35 mm, bila dipakai untuk membuat
potret wajah secara close-up (wajah dan bahu) maka kita perlu berada cukup
dekat dengan obyek yang difoto. Kekurangan lainnya adalah bokehnya yang masih
kurang blur (untuk lensa 35 mm f/1.8). Tapi bila anda memang menyukai foto
potret close-up, lensa 50 mm lebih baik untuk dipilih. Alasannya, dengan fokal 50
mm dan sensor APS-C, maka fokal efektif akan menjadi 75-80mm yang lebih
bersifat telefoto.
Memiliki satu lensa 50 mm f/1.8 sudah cukup untuk bekal anda
memulai hobi foto model, misalnya. Lensa 50 mm f/1.8 ini pun sangat murah.
Misal untuk lensa Canon EF hanya 800 ribuan, Nikon hanya 1 jutaan (versi AF)
dan 1,9 jutaan (versi AF-S). Bokeh yang dihasilkan dari lensa ini pun sangat
bagus, tidak terlalu kalah dengan lensa mahal seperti 50 mm f/1.4 misalnya.
Kekurangan lensa ini adalah kurang efektif untuk dipakai di dalam ruangan yang
sempit, dimana kita tidak bisa mundur lagi untuk mencari komposisi yang
diinginkan. Selain itu karena Canon atau Nikon tidak punya stabilizer di bodi,
maka kita perlu lensa dengan stabilizer khususnya lensa dengan fokal diatas 50
mm. Tapi Canon maupun Nikon rupanya memutuskan untuk tidak memberikan fitur
stabilizer (IS/VR) pada lensa 50 mm mereka, baik yang f/1.4 atau yang f/1.8.
Maka itu saat memakai lensa 50 mm, hindari memakai shutter speed lambat
(dibawah 1/60 detik) supaya resiko foto blur akibat getaran tangan saat
memotret bisa dihindari.
Catatan khusus Nikon AF-S 35 mm f/1.8 DX dan AF-S 50 mm f/1.8 ada beberapa
perbedaan teknis:
AF-S 35 mm f/1.8 (Rp.
2,1 juta):
·
Lensa DX, tidak bisa untuk DSLR full frame
·
ukuran kecil, diameter filter 52mm
·
tanpa jendela distance scale
·
bukaan terkecil f/22
AF-S 50 mm
f/1.8 (Rp. 2 juta):
·
Lensa FX, bisa untuk DSLR full frame maupun DX
·
ukuran agak besar (lebih besar dari lensa 50 mm f/1.8D
lawas)
·
diameter filter 58mm
·
punya jendela distance scale
·
ada weater seal di dekat mount
·
bukaan terkecil f/16
Sekian...
Semoga Bermanfaat....!!!©
keren ...
BalasHapusThankyou Om Three
Hapus