Minggu, 10 Juni 2012

Ternyata, Ada 300an Lagu Anak² Diciptakan Muhammad Jujur


Urang Padang Panjang di “Kick Andy” Metro TV.

Padangpanjang (Koran-Cyber.com) Seniman musik dan pencipta 300an lagu anak-anak asal kota Padangpanjang, Muhammad Jujur, Jumat (8/6/2012), pukul 21.30 Wib tampil di acara “Kick Andy” Metro TV. Profilnya ditayangkan dan diperbincangkan oleh presenter kondang Andy F. Noya.
Metro TV secara khusus mengangkat profilnya terkait semakin langkanya lagu anak-anak di jagat musik dan pertelevisian nasional. Sebagai televisi edukasi, Metro TV menjadi rujukan banyak orang dan salah satu program favoritnya adalah Kick Andy.

Pekan lalu, kru Kick Andy telah mendatangi Muhammad Jujur di kediamannya di Kelurahan Tanah Pak Lambiak Padangpanjang dan melakukan pengambilan gambar. Dua hari kemudian, Muhammad Jujur diundang ke studio Metro TV di Jakarta. Disaksikan 300an penonton dari berbagai kalangan, Muhammad Jujur tampil dan mengajak orang-orang dewasa untuk peduli terhadap lagu anak-anak yang semakin langka.

“Saya prihatin, televisi-televisi nasional hari ini tidak lagi menayangkan lagu anak-anak. Kalaupun ada porsinya sangat kecil, dan yang lebih parah anak-anak dipaksa untuk menyanyikan lagu-lagu dewasa yang nada dan liriknya tidak sesusai dengan usia mereka,” ujarnya.

Atas rasa tanggung jawab itu, sejak belasan tahun lalu Muhammad Jujur bertekad menulis lagu anak-anak dan mengajak anak-anak Indonesia untuk kembali pulang “ke rumahnya”, rumah dunia anak-anak. Sehingga ia bersama kawan-kawannya di Padangpanjang membentuk “Sanggar Dunia Kita” yang didalamnya melatih anak-anak bernyanyi.

Atas kesempatan yang diberikan Metro TV itu, dan berkat perjuangannya mengembalikan kejayaan lagu anak-anak Indonesia, sebuah perusahaan rekaman Nasional “Nagaswara Record” tertarik untuk mengalbumkan sejumlah lagu anak-anak ciptaannya. Dan, itu sungguh berkah yang luar biasa baginya.

“Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mewujudkan mimpi saya, dan semoga cita-cita kita bersama diridhai oleh Allah SWT,” ujarnya.

Keseharian Muhammad Jujur adalah sosok yang sederhana. Dia tinggal di rumah seorang kerabat dan membantu memasarkan gorengan dan penganan untuk anak-anak sekolah. Meski demikian, di tengah rutinitasnya itu, dia masih menyempatkan mengarang lagu dan melatih anak-anak disekitarnya bernyanyi dan bermain musik.

Tak banyak yang tahu, Muhammad Jujur adalah putra ketiga koreografer Minang yang sangat terkenal di masanya, yaitu Hoerijah Adam (almarhumah). Dia juga cucu ulama Padangpanjang, Syech Adam BB yang dikenal sangat menentang penjajahan Belanda di bumi Minangkabau. Kakek dan ibunya itu berdarah seni dan hingga sekarang darah seni itu mengalir deras di tubuhnya.


Siapa sebenarnya Muhammad Jujur?
    Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, P.Si, M.Si.
Dia adalah putra ketiga HOERIJAH ADAM, koreografer perempuan Minangkabau yang pertama kali mengubah orientasi Tari Minangkabau pada tahun 1968-1971, yang sebelumnya berasaskan pada gerak Tari Melayu kepada gerak yang berasaskan pencak (silat) Minangkabau.

Hoerijah Adam, ibunya itu, meninggal dunia bersama puluhan penumpang lainnya di dalam pesawat Merpati PCMVS tipe 828 tahun 1971 di kawasan laut Painan, Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Seluruh penumpang pesawat itu tidak meninggalkan jejak, hanya menyisakan puing-puing kapal berserak di permukaan laut. Sejak itu Minangkabau kehilangan tokoh koreografer legendaris yang gerak dan tarinya menginspirasi dan mengharumkan nama Indonesia, khususnya Sumatra Barat.

Mewarisi darah kedua orangtuanya yang seniman, Muhammad Jujur sejak kecil mahir bermain gitar. Saat ini ia telah menciptakan 300-an lagu anak-anak yang sebagiannya telah dibuatkan videoklip dengan amat sederhana dan dibagi-bagikan percuma di lingkungan masyarakat di Kota Padangpanjang.

Dia juga pernah mendapat dukungan dari pencipta lagu anak-anak legendaries AT Mahmud (alm.) dan Surtantio (putra Bu Kasur) untuk menasionalkan karya-karyanya. Juga ia sangat dekat dengan keluarga mantan Presiden RI Soekarno khususnya keluarga Sukmawati Soekarno Putri.

Muhammad Jujur sempat hijrah meninggalkan kampung halamannya kota Padangpanjang lebih 30 tahun untuk mencari kehidupan yang lebih baik di sejumlah kota di Indonesia, hingga akhirnya ia kembali pulang ke Padangpanjang kota Serambi Mekah yang berhawa sejuk di kaki Gunung Singgalang. Hidupnya sederhana, dan sekarang ia bekerja memasarkan gorengan bakwan ke beberapa sekolah di kota tempat tinggalnya. Di sela aktivitasnya itu, ia sempatkan secara rutin melatih anak-anak di sekitar rumahnya bernyanyi dan bermain musik.

Atas perhatian beberapa orangtua dari anak-anak yang dilatihnya itu, dibuatlah videoklip dengan perangkat sederhana namun cukup profesional hasilnya. Ia bercita-cita, kelak, yang entah kapan masanya, orang-orang dewasa di dunia pertelevisian kita dapat mengembalikan dunia anak-anak yang mulai hilang seiring hilangnya lagu anak-anak yang nyaris tak lagi ditemukan di layar kaca.

Atas dedikasinya di dunia musik anak-anak, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional dalam acara Seminar Internasional Guru di Padang Panjang 2010 lalu pernah memberikan Piagam Penghargaan kepada Muhammad Jujur yang diserahkan oleh Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, P.Si, M.Si. Beberapa lagu ciptanya telah beredar di tengah masyarakat Indonesia, khususnya album bersama diantaranya berjudul: Kembalikan Dunia Kami, Lagu-lagu TK Tema Juara Porseni Nasional, Senam Irama Ceria 2, Musik Cilik Musiknya Anak-anak, dan Dendang 12 Anak Minang.

Di akhir tahun 2011 lalu, Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat menggarap Drama Musikal Anak (Empat Episode) dalam bentuk DVD yang didalamnya dinyanyikan lima judul lagu ciptaannya, yaitu: Kawasan Dilarang Bohong, Pemberani, Maafkan Kakak, Coba Lagi, dan Dag-dig-dug.

Di usianya yang telah memasuki kepala lima, cita-citanya sangat sederhana, yaitu ingin mengembalikan dunia anak-anak dengan lagu-lagu yang bermoral dan mendidik mental anak serta mengandung nilai-nilai pendidikan agama di dalamnya. Salah-satu lagu ciptaannya berjudul Kembalikan Dunia Kami mencerminkan semangatnya itu:

Mari bernyanyi bersama
Dalam dunia kita
Tepuk tangan bergembira
Lagu yang sederhana

Kita belum dewasa
Jangan sampai terpaksa
Meniru, bukanlah sifatmu

Berbanggalah, semua
Dunia kita berbeda
Duniaku, adalah milikku.

Itulah Muhammad Jujur. Dia mencoba memanggil anak-anak Indonesia untuk pulang kembali ke rumahnya setelah sekian lama menginap di dunia orang dewasa idolanya itu yang ternyata tidak mengacuhkan mereka bahkan telah menjadikan anak-anak yang dieksploitasi dengan sangat keji sebagai tontonan saja, ibarat “atraksi badut” yang menghibur dan mengisi waktu luang mereka.

Sementara orangtua khususnya para pengelola program televisi meraup keuntungan besar dalam pundi-pundi uang milik mereka. Semoga saja, dakwahnya itu tak pernah kenal henti dan semakin berarti.

Semoga Sukses, Om Muhammad Jujur....!!!!



Source:


Keterangan Foto ke 2:
Gubernur Sumatra Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, P.Si, M.Si., memberikan Piagam Penghargaan kepada Muhammad Jujur atas dedikasinya di dunia musik anak-anak. Pemberian penghargaan diprakarsai oleh Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional Cabang Padangpanjang dalam acara Seminar Internasional Guru di Padangpanjang 2010 lalu. (Foto: Istimewa)









Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...