Location_______:
Cianjur Region, West Java Province,
Indonesia
Sub
Location___: Desa Karyamukti, Kecamatan
Campaka.
Village________:
Antara Dusun Gunungpadang & Panggulan.
Coordinate_____: 6°59’36.9035”S – 107°3’22.6264”E
Situs
Gunung Padang yang menghebohkan ini bukanlah berada di kota Padang, Sumatera Barat (dekat
pantai), namun berada di Cianjur - Jawa Barat.
Dinamakan Gunung Padang, karena kata dari “Padang” berasal dari beberapa suku kata, yaitu:
Dinamakan Gunung Padang, karena kata dari “Padang” berasal dari beberapa suku kata, yaitu:
• Pa
= Tempat
• Da
= Besar/Gede/Agung/Raya
• Hyang
=Eyang/Moyang/Biyang/Leluhur Agung
Jadi
arti kata Padang
jika diartikan adalah Tempat Agung para Leluhur atau dengan kata lain, artinya=
Tempat para Leluhur Agung.
Situs
Megalitikum Gunung Padang ini diperkirakan dibangun pada 2.000 SM atau sekitar
2.800 tahun sebelum Candi Borobudur dibangun. Terletak di sebuah kawasan
diantara Cianjur bagian Utara & Cianjur
bagian Selatan, sekitar 25 km sebelah selatan barat daya dari kota Cianjur.
Ini Gunung Padang dengan Jembatan Siti Nurbaya di Padang Sumatera Barat. Bukan Situs
Gunung Padang di Cianjur
Dari kota Cianjur, Situs ini dapat ditempuh menuju Sukabumi, kemudian berbelok ke arah jalan menuju Warungkondang dan Kancana sampai ke Lampegan. Sebelum sampai Lampegan, yang merupakan stasiun peninggalan Belanda, ada jalan berbelok menuju situs Gunung Padang. Papan petunjuk jalan lokasi situs cukup membantu. Perjalanan ke arah situs berada di kawasan perkebunan teh. Secara administratif, situs ini termasuk ke dalam Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Situs ini ada dalam pengelolaan "Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Seràng".
Memang,
tidak mudah untuk mencapai lokasi Gunung Padang. Butuh waktu 4 jam dari Desa
Salebu, menyusuri hutan pinus melewati sungai kecil Cikahuripan. Lalu masuk
lagi ke hutan lindung, menempuh perjalanan di jalan sempit, menerobos semak
belukar. Hingga sampai di sebuah mata air.
Situs
Gunung Padang terletak di puncak sebuah bukit. Untuk mencapainya pengunjung
harus meniti tangga curam setinggi + 95 m yang terbuat dari tiang-tiang
batuan Andesit sebanyak hampir 400 anak tangga dengan kecuraman yang cukup
terjal sekitar 40°.
Anak
tangga asli dari batu-batu prasejarah menuju puncak gunung padang, sekarang sudah dibuat lagi alternatif
untuk naik ke puncak dengan akses yang lebih landai. (courtesy: Cornel Aji)
Photo IFSAR resolusi tinggi Gunung
Sadahurip
Piramid
Gunung Padang ini adalah termasuk dalam Situs Megalitikum (Mega=besar, Litos=batu,
batu besar) yaitu adanya suatu kebudayaan yang menghasilkan
bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Sebuah Punden Berundak tidak simetris
menunjukkan bahwa pembangunan punden ini mementingkan satu arah saja kemana
bangunan ini menghadap.
Megalithic sites of Gunung Padang
Cianjur with 5 Terrace @Sketsa: Budi Bramantyo
Lokasi
situs Gunung Padang berada di titik koordinat 06°59,522′ LS dan 107°03,363 BT.
Situs Gunung Padang terdiri atas 5 teras (tingkatan). Dasar situs terdapat di
ketinggian 894 m dpl, data setiap teras adalah sebagai berikut:
•Teras
I berada pada ketinggian 983 m ∂pl, arah teras menghadap ke azimut 335° UT.
•Teras
II berada pada ketinggian 985 m ∂pl, arah teras menghadap ke azimut 337° UT.
•Teras
III berada pada ketinggian 986 m ∂pl, arah teras menghadap ke azimut 335° UT.
•Teras
IV berada pada ketinggian 987,5 m ∂pl, arah teras menghadap ke azimut 330° UT.
•Teras
V berada pada ketinggian 989 m ∂pl, arah teras menghadap ke azimut 345° UT.
.
Penampang atas Gunung Padang
Teras
pertama merupakan teras terluas dengan jumlah batuan paling banyak, teras kedua
berkurang jumlah batunya, teras ke-3 sampai ke-5 merupakan teras‐teras yang jumlah batuannya
tidak banyak. Luas area ini secara keseluruhan dilaporkan sekitar tiga hektare
(30.000 m²) dengan total 5 teras, luasnya sebesar 3.132 m², sehingga di beberapa publikasi
internet dinyatakan sebagai situs megalitikum terluas di Asia Tenggara.
Ke
sebelah utara barat laut Gunung Padang, terdapat Gunung Gede (2.950 m ∂pl) pada
jarak sekitar 25 km, di sebelah tenggara Gunung Gede, terdapat puncak‐puncak lain yang membentuk
kelurusan sekitar 330‐340°
UT ke arah situs Gunung Padang, yaitu Gunung Kancana (1.233m ∂pl) dan Pasir
(bukit) Pogor (999 m ∂pl).
.
.
Berdasarkan
data di atas, tinggi punden berundak situs Gunung Padang adalah 95 meter dengan
arah utama teras menuju utara baratlaut dengan rata-rata azimut 336,40° UT.
Seluruh teras situs Gunung Padang
ini mengarah kepada Gunung Gede (2.950 m ∂pl) yang terletak sejauh sekitar 25 km
dari situs ini. Bahan bangunan pembuat situs adalah batu-batu besar andesit,
andesit basaltik, dan basal berbentuk tiang-tiang dengan panjang dominan
sekitar satu meter berdiameter dominan 20 cm.
Tiang-tiang
batuan ini mempunyai sisi-sisi membentuk segi banyak dengan bentuk dominan
membentuk tiang batu empat sisi (tetragon) atau lima sisi (pentagon).
Setiap
teras mempunyai pola-pola bangunan batu yang berbeda-beda yang ditujukan untuk
berbagai fungsi. Teras pertama merupakan teras terluas dengan jumlah batuan
paling banyak, teras kedua berkurang jumlah batunya, teras ke-3 sampai ke-5
merupakan teras-teras yang jumlah batuannya tidak banyak.
Situs
Gunung Padang pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh peneliti kepurbakalaan
zaman Belanda: NJ. Krom. Laporan
pertama tentang Gunung Padang
muncul dalam laporan tahunan Dinas Purbakala Hindia Belanda tahun 1914 (Rapporten
van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch-Indie).
NJ.
Krom tidak melakukan penelitian mendalam atasnya, hanya menyebutkan bahwa situs
ini diperkirakannya sebagai sebuah kuburan purbakala. Situs ini kemudian
dilaporkan kembali keberadaannya pada tahun 1979 oleh penduduk setempat kepada
pemilik kebudayaan dari pemerintah daerah.
Sejak
itu, situs ini telah diteliti cukup mendalam secara arkeologi meskipun masih
menyisakan berbagai kontroversi. Para ahli
arkeologi sepakat bahwa situs ini bukan merupakan sebuah kuburan seperti
dinyatakan oleh Krom (1914), tetapi merupakan sebuah tempat pemujaan.
Tim
Bencana Katastropik Purba melakukan survei geologi di daerah ini sejak beberapa
bulan terakhir. Mereka menerapkan tiga metode pengujian yaitu geolistrik,
geomagnet dan georadar. Ketiga metode ini terbukti sanggup memindai berbagai
hal yang tersimpan di dalam tanah bagaikan melihat janin menggunakan USG.
Tim Katastropik menguji umur sisa arang, tumbuhan organik Paleosoil dengan carbon dating, alat Liquid Scintillation Counting (LSC)
.
Data
geolistrik misalnya, memperlihatkan keberadaan tiga struktur ganjil di bawah
permukaan "Gunung Padang". Ketiga struktur ini tersebar di lima teras.
Ada 2 kemungkinan: struktur berisi tanah pejal atau
hampa. Penggalian di dekat lokasi struktur ganjil membuktikan hal lain.
Struktur ganjil yang berada di bawah permukaan tanah tersebut ternyata diisi oleh
lapisan pasir halus. Lapisan ini berada mulai pada kedalaman 8-10 m.
Menurut
ahli sedimentasi Andang Bachtiar takjub dengan temuan ini. Soalnya, pasir
sangat halus tak mungkin terbentuk oleh proses alam. Karenanya ia memastikan
bahwa pasir ini haruslah dibenamkan oleh peradaban manusia.
Usia
pasir halus sendiri sangat mengejutkan. Lapisan pasir terbenam jauh di bawah
lapisan tanah di atasnya yang berusia 6.700 tahun. Artinya, pasir ini sudah
dijejalkan ke dalam lokasi sekarang setidaknya pada tahun 4.700 Sebelum Masehi.
Pasir
halus di bawah tanah ini memiliki fungsi unik yang kemudian bisa mempertahankan
susunan batu yang ada di atasnya. Situs Gunung Padang sendiri terdiri dari lima tingkatan teras yang
dihias oleh batu alam.
Tim
Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden-Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana, akhirnya melakukan pengeboran situs megalitikum
Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasilnya, usia
situs "Gunung Padang"
itu sekitar 109 abad alias 10.900 tahun Sebelum Masehi (SM). Wowwwww…. OMG..!
Hasil
itu ditemukan setelah Tim Katastropik Purba melakukan pengeboran di sekitar
situs. Rencana pengeboran tersebut sebelumnya dipaparkan di depan ratusan
pecinta kepurbakalaan di Jakarta, 7 Februari 2012 lalu di depan ilmuwan dari 5
benua serta puluhan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), demikian
disampaikan Tim Katastropik Purba dari Staf khusus Presiden Bidang Bantuan
Sosial dan Bencana dalam rilisnya.
Pengeboran tanah oleh Tim Peneliti
Ada 2 titik pengeboran dalam situs itu. Bor 1 terletak di ujung selatan Teras 2, bor 2 di samping selatan Teras 5.
Hasilnya,
pada lubang bor 1, dari permukaan sampai kedalaman kira-kira 3 m terdapat
perlapisan susunan kolom andesit 10-40 cm (yang dibaringkan) diselingi lapisan
tanah. Sewaktu menembus 3 m Tim Katastropik Purba mendapat surprise karena
tiba-tiba drilling loss circulation dan bor terjepit.
Yang
dijumpai adalah lapisan pasir-kerakal Sungai (epiklastik) yang berbutir "Very
Well Rounded" setebal sekitar 1 meter. Rupanya bidang tegas yang terlihat pada
Ground Penetrating Radar (GPR) itu di kedalaman 3-5 m di semua Teras adalah
batas dengan permukaan hamparan pasir ini. Menurut salah satu anggota Tim
Katastropik Purba, Dr. Pon Purajatnika yang ahli arsitek, boleh jadi hamparan
pasir ini dimaksudkan sebagai peredam dari guncangan gempa.
Bagian
di bawah kedalaman 4 m yang ditembus bor ditemukan berupa selang seling
antara lapisan kolom andesit yang ditata dan lapisan tanah-lanau. Lapisan kolom
andesit yang ditata itu sebagian ditata horizontal dan sebagian lagi miring.
Hal tersebut sesuai dengan survei GPR yang memperlihatkan bahwa perlapisan ada
yang horizontal dan ada yang miring.
Baru
pada kedalaman sekitar 19 m bor menembus tubuh andesit yang kelihatannya
massif tapi penuh dengan fractures sampai kedalaman sekitar 25 m, sesuai
dengan penampang geolistrik bahwa kelihatannya bor sudah menembus lapisan merah
yang terpancung itu.
"Banyak
ditemukan serpihan karbon, di antaranya ditemukan di kedalaman sekitar 18 m
yang lebih menguatkan bahwa lapisan batuan dan tanah yang ditembus bukan
endapan gunung api alamiah tapi struktur bangunan," ujar anggota Tim
Katastropik Purba Dr. Boediarto Ontowirjo yang juga periset di Badan Penelitian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini.
Hasil
bor 2, yang dilakukan persis di sebelah selatan Teras 5 menembus tanah, yang
seperti tanah urukan sampai kedalaman sekitar 7 m. Kemudian ketemu batuan
andesit keras. Di kedalaman 8 m terjadi hal mengejutkan.
Total
loss, 40% air di drum langsung tersedot habis. Hal ini berlangsung sampai
kedalaman 10 m. Kelihatannya bor menembus rongga yang diisi pasir (kering) yang
luarbiasa keseragamannya seperti hasil ayakan manusia.
Di
bawahnya ketemu lagi dua rongga yang juga terisi pasir 'ayakan' itu diselingi
oleh 'tembok' andesit yang sepertinya lapuk. Pemboran berhenti di kedalaman 15
m.
Kemudian
Tim Katastropik Purba mengambil sampel tanah dari 2 titik pengeboran,
masing-masing titik diambil 16 sampel. Sampel ini kemudian diuji menggunakan radioisotop
carbon C14 untuk mengetahui usianya (carbon dating).
Hasilnya
sebagai berikut:
1.
Sampel pertama
diambil dari Teras 2 (titik bor 1) dengan kedalaman -3.5 meter dari permukaan
tanah, hasilnya: 5.500 tahun plus minus 130 Before Present (Sebelum Masehi/SM,
red) (pMC= 51,40 +/-0,54).
2.
Adapun HASIL
TERBARU sampel kedua diambil dari Teras 5 (titik bor 2) dengan kedalaman -8,1
meter sampai -10,1 meter dari permukaan tanah, hasilnya: 11.060 tahun plus
minus 140 tahun Before Present (Sebelum Masehi/SM, red) (pMC= 26,24 +
0,40). Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu SM.
Catatan:
pMC
= percentage Measured Carbon.
Persentasi unsur carbon C yang tersisa dari proses
peluruhan tanah purba paleo soil. Unsur carbon akan mulai meluruh begitu
tumbuhan, hewan mati tertimbun tanah/batu. Untuk
meluruh setengahnya, pMC = 50% diperlukan waktu 5.730 tahun.
Situs
Gunung Padang Lebih Tua dari Piramid Mesir & Machu Picchu
Hasil
penelitian Tim Katastropik Purba dengan radioisotop carbon C14 (carbon dating)
pada sampel tanah dari 2 titik pengeboran di situs Gunung Padang, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat, menunjukkan hasil yang mengejutkan, usianya sekitar 4.700
tahun Sebelum Masehi (SM) dan 10.000 tahun SM (2 umur)
Dengan
pengujian Carbon dating didapati ada 2 umur. Dating pertama dari karbon persis
di bawah situs diatas di kedalaman sekitar 4 meteran, itu dating 4.700-an
(tahun SM, red). Kemudian dating dari kedalaman 8 meter, itu yang keluarnya
10.000-an itu.
Kalau
masalah tua-tuaan, ya dating yang pertama saja sudah lebih tua dari Giza, yang
sekitar 2.800 SM, dan Machu Picchu sekitar 1.000-an (Masehi)," jelas Ketua
Tim Peneliti Katastropik Purba, Dr. Danny Hilman Natawidjaja.
Ini
berarti umur bangunan yang terpendam dalam gunung di Desa Sadahurip, dekat
Wanaraja, Garut, Jawa Barat ini adalah:
1.
Lebih tua dari
Piramida Giza yang berada di Mesir. Piramida Giza selama ini dikenal sebagai
piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Piramida ini
diyakini sebagai makam Firaun, Dinasti keempat Mesir, Khufu, yang dibangun
selama lebih dari 20 tahun pada kurun waktu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.
.
.
Piramida Giza adalah
piramid tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis Giza dan merupakan
satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti
keempat Mesir, Khufu (Χεωψ, Cheops) dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan
diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM. makam yang terdiri dari
dua kuil untuk menghormati Khufu (satu dekat dengan piramida dan satunya lagi
di dekat Sungail Nil), tiga piramida yang lebih kecil untuk istri Khufu, dan
sebuah piramida "satelit" yang lebih kecil lagi, berupa lintasan yang
ditinggikan, dan makam-makam mastaba berukuran kecil di sekeliling piramida
para bangsawan. Salah satu dari piramida-piramida kecil itu menyimpan makan
ratu Hetepheres (ditemukan pada tahun 1925), adik, dan istri Sneferu serta ibu
dari Khufu. Juga ditemukan sebuah kota,
termasuk sebuah pemakaman, toko-toko roti, pabrik bir, dan sebuah kompleks
peleburan tembaga. Lebih banyak lagi bangunan dan kompleks ditemukan oleh
Proyek Pemetaan Giza.
2.
Lebih tua dari
situs Machu Picchu di Peru di Peru
dibangun sekitar tahun 1.440 M
.
.
Machu
Picchu ("Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering
juga disebut "Kota Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi reruntuhan
Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar
2.350 m di atas permukaan laut. Machu Picchu
berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco. simbol Kerajaan Inka yang paling terkenal.
Dibangun pada sekitar tahun 1450, tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian,
ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukan Kerajaan Inka. Situs ini sempat
terlupakan oleh dunia internasional
3.
Stonehenge yang
diperkirakan berasal dari 3.500 hingga 5.000 SM.
.
.
Stonehenge merupakan suatu
bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia terletak
berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer (8 batu)
barat laut Salisbury.
Stonehenge mencakup bangunan tambak tanah yang
mengelilingi batu besar berdiri tegak dalam bulatan, yang dikenal sebagai
megalitikum. Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu,
tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa sebagian besar bangunan
Stonehenge dibuat antara 2500 SM sampai 2000 SM. Bundaran tambak tanah dan
parit membentuk fase pembanguan monumen Stonehenge yang lebih awal yang berasal
dari waktu sekitar 3100 SM. Stonehenge merupakan nama yang diberikan kepada
tugu peringatan yang dikenal sebagai henge yang terdiri dari kurungan atau
lingkaran tambak dengan parit di dalam.
Wahhhhh…..!!!
Hasil
penelitian carbon dating belum final, masih berupa indikasi awal dan perlu cek
dan ricek
Temuan
Mencengangkan
Jika
Akurat Gunung Padang
Ubah Peta Peradaban. Tim
Bencana Katastropik Purba menyebut Gunung Padang
dari 10.000 SM, dari carbon dating.
Tim
Bencana Katastropik Purba yang melakukan pengeboran di situs megalitikum Gunung
Padang, mengungkap hasil penanggalan keberadaan situs berundak Gunung Padang.
Berdasarkan carbon dating yang dilakukan, tim menyebut punden berundak ini
sudah ada sejak 10.000 Sebelum Masehi.
Hasil
ini terbilang mengejutkan. Sebab, dengan penanggalan ini punden berundak di
Gunung Padang berpotensi menjadi bangunan tertua di dunia. Sebagai
perbandingan, piramid-piramid tua di Mesir diduga berasal dari 2.500 hingga
3.000 SM. Atau bandingkan dengan Stonehenge yang diperkirakan berasal dari
3.500 hingga 5.000 SM.
Arkeolog
Ali Akbar kemudian mengatakan, jika hasil carbon dating ini akurat, maka Gunung
Padang akan menjadi peninggalan penting dunia.
"Jika
itu memang akurat, kita harus siap-siap mengatakan konstelasi peradaban dunia
berubah. Bahwa Indonesia
memiliki peradaban tua dibandingkan dengan yang lain. Namun dengan catatan,
jika itu memang akurat,"
Menurut
Ali Akbar, hasil carbon dating dan pengeboran memang perlu dilihat lagi.
Arkeolog harus mengetahui berapa kedalaman pengeboran. Selain itu, harus
dilihat pula konteks sampel carbon dating dengan konteks budayanya, dalam hal
ini dengan batu-batu yang digunakan sebagai bahan bangunan.
"Apakah
tanahnya merupakan lapisan budaya atau tidak. Yang menjadi pertanyaan kan kita mencari usia
bangunan. Untuk mengetahui itu, di bawah bangunan tersebut ada tanah lagi
tidak," ucap Abe, sapaan Ali Akbar.
"Untuk
itu Tim Katastropik Purba harus memastikan di kedalaman pengeboran tersebut
harus ada struktur bangunannya. Jika tidak, itu bisa dikatakan tanah alami yang
sudah ada sebelumnya," lanjut Abe.
Kemudian,
Ali pun mempertanyakan laboratorium yang melakukan carbon dating tersebut.
"Setahu saya, laborarorium uji karbon di Indonesia belum diakui secara
internasional karena belum akurat. Makanya selama ini, dalam penelitian
arkeologi, karbon dibawa ke luar negeri untuk pengujian," ucapnya.
To Be Continued Part II (was edited).................
Sumber:
http://news.detik.com
http://www.vivanews.com
Indonesia selalu jadi incaran negara lain dalam berbagai hal! Konon asal usul peradaban manusia juga dari yang kini masuk dalam wilayah negara indonesia.
BalasHapusMany people outside of Indonesia were skeptical with the discovery of this pyramid. I’ve read on a website about info of Gunung Padang Pyramid discovery,
BalasHapusthey seemed to say it with a smile harassing discovery. And that gives info describes initial studies of the Team "Ancient catastrophic" Indonesia. It seems they don’t want that pyramid (oldest) Giza in Egypt will be exceeded by Gunung Padang Pyramid.
Hopefully team "Ancient catastrophic" Indonesia may soon complete this phenomenal discovery. The whole world wants to hear the good news on the greatest discovery of the century.
GBU....
#Darren Rosenthal
Terimakasih udah menambahkan informasinya.
BalasHapusfor #Darren Rosenthal: thanks for added information
Sanagt berharga situs di gunung padang ini...
BalasHapusmaaf, foto dan captionnya perlu diteliti lagi, kang. ada yang salah atau tertukar dengan bukit piramid sadahurip bandung. Terus, "padang" dalam bahasa Sunda artinya "terang". Gunung padang=gunung terang. Makna konotasinya "pandangan/penglihatan yang terang/jelas" haturnuhun.
BalasHapussalam kenal..
BalasHapussaya hanya ingin mengajak anda untuk melakukan wisata dan tour di sumatra barat dengan cara berbeda, yaitu dengan bersepeda.
kunjungi kami di Advantures Experience :Bike & Island
terima kasih.