Senin, 04 Juni 2012

Gempa Sukabumi 6,1 SR Ketika Gerhana Supermoon



Hari ini, telah terjadi GEMPA saat Gerhana Supermoon: Senin, tanggal 04 Juni 2012 – jam 18:18:13 WIB – Magnitudo: 6,1 SR di Sukabumi, Jawa Barat – Indonesia. Pusat Gempa: 7,99° Lintang Selatan dan 106,19° Bujur Timur. Epicentrum gempa berada pada kedalaman 24 km. Pusat gempa berjarak 121 km Barat Daya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat – Indonesia.
Guncangan gempa dengan kekuatan 6,1 SR ini membuat panik sebagian warga Kota/Kabupaten Sukabumi. Warga yang berada di dalam rumah berhamburan ke luar rumah khawatir terjadi gempa susulan. Goncangan gempa dirasakan cukup keras. Tidak hanya di wilayah Sukabumi tapi guncangan gempa terasa di Bandung, Cianjur, Depok, Bekasi bahkan hingga ke Jakarta. Terkait gempa ini, pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung DR. Irwan Meilano menjelaskan, gempa yang terjadi Senin sore itu mempunyai mekanisme sesar naik (thrust). Ia menyatakan, gempa berasal dari lepasnya energi pada bidang pertemuan antar lempeng. Besarnya pergeseran pada saat gempa sekitar 50 cm.




Info Gempa:
121 km Barat Daya Kab. Sukabumi, Jawa Barat – Indonesia
Tanggal: 04 Juni 2012  – Jam: 18:18:13 WIB
Magnitude: 6.1 Skala Richter
Lokasi: -7.99° Lintang Selatan, 106.19° Bujur Timur
Kedalaman: 24 Km (BMKG ).
 Sampai jam 00.00 WIB, tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi mencatat 68 unit rumah penduduk rusak akibat gempa. Ke-68 unit rumah itu rusak baik yang masuk kategori rusak ringan, sedang maupun berat, kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kab. Sukabumi Usman Susilo, tadi malam.  Rinciannya sebanyak 33 unit rusak ringan, rusak sedang 29 unit, rusak berat 29 unit, yang tersebar di enam kecamatan yakni Tegal Buleud, Cidolog, Pabuaran, Simpenan, Sagaranten, Ciemas. “Jumlah rumah yang rusak masih sementara dan bisa saja terus bertambah menjelang pagi dan siang hari,”.

Gerhana Supermoon Bisa Picu Gempa Sukabumi
Apakah gerhana Supermoon membuat Sukabumi bergoncang?

Bersamaan dengan gempa Sukabumi 6.1SR, gerhana bulan Supermoon langka terjadi di langit Indonesia pada Senin 4 Juni 2012. Apakah ini kebetulan semata? Ternyata…. tidak…!!!.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menjelaskan: Pada saat gerhana hari ini posisi Matahari, Bulan dan Bumi berada pada satu garis. Ini membuat gaya pasang surut maksimal. Wilayah yang mengalami gerhana, seperti Pantai Selatan pada saat itu airnya surut.
“Pada saat air laut surut, bisa saja beban pada lempeng memicu pelepasan energi sehingga lempeng bergerak menyusup,” ujar Thomas.
Apabila mengaitkan dengan gempa yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, purnama dinilai menjadi pemicu pelepasan energi. Ini bisa diketahui keeratan kaitannya apabila lempeng Indoaustralia menyusup ke lempeng Eurasia di bawah posisi Pulau Jawa. Menurut Thomas, konfirmasi kaitan gempa dan purnama ini lebih ke mekanisme penyusupan lempeng. “Perlu menunggu konfirmasi BMKG,” cetus Thomas.
Thomas menjelaskan telah ada studi yang mempelajari kondisi yang mengaitkan kedua peristiwa seperti ini. “Pasang surut maksimal itu bisa disebut pemicu, bukan penyebab,” ujar Thomas.

Gerhana Langka: SUPERMOON
Gerhana Supermoon malam ini tergolong pemandangan langka.
Pada 2012, diprediksi akan terjadi empat gerhana. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada dua gerhana matahari dan dua gerhana bulan yatu:
  1. Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 21 Mei 2012 lalu
  2. Gerhana Bulan Sebagian, Hari ini, Senin 4 Juni 2012. 
  3. Gerhana Matahari Total akan berlangsung pada 14 November 2012.
  4. Gerhana Bulan Penumbra akan muncul pada 28 November 2012.
Durasi gerhana dari fase Gerhana Penumbra sejak mulai hingga akhir berjalan selama 4 jam 33,4 menit. Sedangkan fase Gerhana Sebagian durasinya sejak dimulai sampai akhir sekitar  2 jam 7,7 menit. Pada saat puncak gerhana, persentase piringan bulan yang tertutup bayangan umbra bumi mencapai 37,05 persen. Piringan yang tertutupi ini merupakan bagian yang mengarah ke Selatan pada arah mata angin pengamat.
Setiap gerhana dapat diprediksi. Ini terkait siklus gerhana yang disebut seri Saros. Gerhana malam ini merupakan anggota ke-24 dari seri Saros 128 yang memiliki jumlah anggota 77 gerhana bulan.
Gerhana sebelumnya terjadi pada 25 Mei 1994. Gerhana serupa akan terjadi lagi pada 15 Juni 2030. Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini. Semakin ke arah Timur Indonesia, keseluruhan fase gerhana akan dimungkinkan untuk teramati.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menjelaskan gerhana ini memiliki kaitan dengan gerhana matahari sebelumnya pada 21 Mei 2012.
Biasanya setelah Supermoon, selang dua pekan kemudian datang gerhana matahari cincin. Saat ini, kata dia, purnama masih dekat dengan bumi. Penampakan purnama yang tertutup bayangan akan terlihat besar. “Bisa dibilang ini ‘Gerhana Supermoon’,” ujar Thomas.
Menurut National Geographic, bulan akan berada pada lokasi terdekat dalam orbit berbentuk telur, perigee. Inilah yang membuat Gerhana Supermoon. Gerhana bulan terjadi ketika purnama, bumi, dan matahari hampir sejajar sehingga bulan melintas melalui bayangan bumi.
“Ini sangat keren untuk dilihat. Ini memberikan efek 3D di angkasa yang tidak biasa kita dapatkan,” ujar pakar astronomi Planetarium Adler Chicago, Amerika Serikat, Mark Hammergren.
Supermoon yang terjadi pada awal Mei memperlihatkan purnama lebih besar 16% dan lebih terang 30% dibanding purnama lain selama setahun. Purnama saat gerhana akan lebih besar pada Senin ini.
“Purnama akan tampak 5% lebih besar dari rata-rata, terlihat sedikit lebih besar dari biasanya,” katanya.
Pemandangan malam ini dinilai Hammergren tergolong LANGKA.  “Jika Anda membatasi label ‘perigee’ hanya satu hari dari perigee sesungguhnya, maka gerhana semacam ini hanya akan terjadi setiap 10 hingga 12 tahun,” ujar Hammergren.

12 Sumber Gempa Kepung Jakarta
Sumber gempa yang mengepung ibukota itu berupa sesar dan subduksi di darat maupun di laut. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia mencatat ada 12 sumber gempa mengelilingi Jakarta. Sumber gempa yang mengepung ibukota itu berupa sesar dan subduksi. Letaknya di darat maupun di lautan.
“Kami mengambil radius 500 kilometer dari pusat Jakarta. Dari jarak itu, Jakarta dikelilingi beberapa sumber gempa,” kata Anggota Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, Irwan Meilano, di sela-sela diskusi ‘Mitigasi Gempa dan Langkah-Langkah Evakuasi di Gedung Bertingkat’ di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa 17 April 2012.
Dalam radius tersebut, lanjut Irwan, ada beberapa sumber gempa yang mengepung Jakarta, yakni Sesar Semangko dengan prediksi kekuatan (magnitude) gempa maksimal 7,6 SR, Sesar Sunda kekuatan maksimal 7,2 SR, Sesar Cimandiri dengan 7,6 SR, Sesar Baribis, Sesar Lembang dengan kekuatan maksimal 6,5 SR. Untuk di wilayah Jawa Tengah ada sumber gempa Sesar Opak dengan kekuatan maksimal 6,4 SR, Sesar Lasem kekuatan maksimal 6,5 SR, Sesar Pati 6,8 SR, dan Sesar Bumiayu.
Sedangkan, sumber gempa lain yakni Subduksi Sumatera yang berada dalam radius 210 Km dengan kekuatan maksimal 8,2 SR, Subduksi Jawa dalam radius 172 Km dengan kekuatan maksimal 8,1 SR dan Subduksi Dalam dengan radius 120 Km memiliki kekuatan maksimal 7,8 SR.
Meski Jakarta dikepung oleh sumber gempa, Irwan mengatakan infrastruktur tetap dapat dibangun asal disesuaikan dengan bahaya gempa tersebut. “Jadi jangan berhenti pada tahap takut gempa,” ujarnya.
Irwan menambahkan, di Indonesia terdapat banyak sumber-sumber gempa, baik subduksi megathrust maupun sesar aktif. Namun, sampai saat ini yang diketahui hanya sebagian saja. “Masih banyak sesar di seluruh Indonesia yang belum diketahui, saat ini seluruh Indonesia baru ada 80 sesar,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB.
.
.
..
source

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...