Kamis, 07 Juni 2012

Mengapa Korupsi di Indonesia Tumbuh Menjadi Budaya?

Jika kita melihat sejarah peradaban manusia pada masa lalu, pada dasarnya perilaku korupsi sudah ada sejak lahirnya perabadan manusia. Pada usia anak-anak mungkin hal-hal sederhana yang mengarah pada korupsi telah terjadi tanpa kita sadari. Misalnya pada sekelompok anak-anak yang sedang bermain, maka mereka tanda sadar akan berlaku korupsi untuk mendapatkan hadiah maupun popularitas.
Menurut pandangan Schein, budaya merupakan asumsi-asumsi dasar yang dipelajari sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Budaya juga berperan sebagai hasil kebiasaan umum dalam memecahkan masalah yang timbul dari dalam organisasi. Budaya timbul sebagai hasil belajar bersama dari para anggota organisasi agar dapat bertahan.

Masih menurut Schein, budaya yang berkembang dalam sebuah organisasi memiliki 3 tingkatan, yaitu perilaku, nilai-nilai, dan keyakinan. Dari pendapat tersebut sebenarnya dapat dilihat bahwa dinamika tentang perilaku korupsi itu bisa tumbuh menjadi budaya. Hasil analisa terhadap kecenderungan perilaku tersebut sekaligus dapat diambil jalan keluar bagaimana cara memerangi korupsi yang sudah membudaya di negara kita.
Satu hal yang harus diingat bahwa perilaku yang sudah membudaya berdasarkan sebuah kebiasaan yang berlangsung secara terus menerus akan susah dihilangkan. Oleh karena itu, bila kita ingin menghilangkan perilaku korupsi yang sudah membudaya ini memang diperlukan waktu yang tidak singkat. Iffah R, M.Psi. menyatakan bahwa hukuman secara fisik bukan alat yang tepat untuk membentuk perilaku bebas korupsi di Indonesia. Mengapa demikian?
Kita butuh pemikiran lebih kompleks lagi, khususnya pemahaman dan perilaku teladan dari para pemimpin yang menjadi awal baik bagi penuntasan perilaku korupsi ini agar semakin berkurang. Adanya penghargaan terhadap orang-orang yang bersih perlu dipublikasikan. Selain itu, negara Indonesia masih menganut budaya patrilineal, dimana pimpinan merupakan model bagi bawahan. Hal ini berlaku juga layaknya dalam perilaku keluarga, perilaku anak merupakan cerminan hasil asuhan orang tuanya.
Perangkat hukum tentang korupsi yang sedang dibangun saat ini merupakan salah satu alat pembentuk perilaku bersih masyarakat Indonesia. Namun demikian, bila kita ingin membentuk suatu perilaku terpuji yang berdasar Pancasila sebagai dasar negara, maka selain perangkat penghargaan dan hukuman, yang terbaik adalah adanya model teladan sebagai ukuran bagaimana kita berperilaku bersih. Mari kita gali lagi nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pandangan hidup terbaik bangsa Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...